Apa khabar sahabat sehat. Tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, saya sarapan dulu dekat rumah dikejutkan oleh seorang ibu muda katanya anak lagi kena
sihir EXO. Saya kaget dan secara spontan langsung bertanya EXO itu apaan sih maklum ngak mudeng? Tapi kalau diajak cerita
seputar kesehatan wanita tentu saya banyak tau, hehehe. Eh tiba-tiba si ibu nyerocos cerita banyak tentang EXO.
EXO ini debut di televisi semenjak 8 April 2012. Lagu hits Mama adalah sebuah lagu yang digubah ke dalam bahasa Korea dan bahasa Mandarin sehingga ada yang namanya EXO-K dan EXO-M. Dan single perdana nya di gawangi oleh SM Entertainment.
Akhirnya saat buka-buka dikit di ipad berselancar pagi-pagi cari info tentang EXO, ketemu deh akhirnya dengan EXO ini. Ternyata ada berita miringnya juga, bahwa mereka diorbitkan secara spontan dan cara meratingnya agar mereka cepat terkenal beli fans juga.
Satu kasus deh bahwa selama ini yang kita tahu bahwa
mental anak rusak akibat kekerasan, tapi tidak melulu mental seorang anak itu terganggu akibat kekerasan, dari perilaku fans artis-artis terkenal juga bisa merusak mental anak, apalagi kalau mengikuti gaya hidup artis yang glamour.
Perilaku anak dipengaruhi oleh beberapa faktor komplek seperti kondisi lingkungan, biologis, dan genetik. Dalam banyak kasus sulit sekali mengidentifikasi faktor penentu perilaku anak tanpa melakukan terapi atau tes psikologi sebelumnya. Berikut gangguan kesehatan mental anak. Berikut gangguan kesehatan mental anak.
|
Grup Band EXO |
Gangguan kebiasaan
Gangguan kebiasaan mungkin suatu usaha yang dilakukan anak untuk mengalahkan stres. Beberapa gangguan kebiasaan yang paling sering terjadi diantaranya mengisap ibu jari, menggigit kuku, membenturkan kepala, menggigit atau memukul dirinya sendiri, menggoyangkan tubuh dan lain sebagainya.
Semua anak yang mengalami gangguan kebiasaan akan menunjukkan perilaku repetitif, tetapi tergantung juga pada frekuensi dari kebiasaan itu. Sebagai contoh, anak kadang mengisap jempol yang merupakan fenomena pertumbuhan yang biasa, tapi jika terus berlanjut hingga usia tertentu, mungkin menjadi tanda peringatan terhadap gangguan kebiasaan.
Gangguan psikologis
Gangguan psikologis pada anak meliputi perubahan emosi, fungsi fisik, perilaku dan kinerja mental. Permasalahan gangguan psikologis tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaya pengasuhan, masalah keluarga, kurangnya perhatian, penyakit kronis atau cedera, dan rasa kehilangan atau perpisahan.
Anak biasanya tidak langsung bereaksi ketika masalah terjadi, tetapi akan menunjukkan reaksi kemudian hari. Bimbingan yang tepat dapat membantu anak dapat mempersiapkan diri jika dihadapkan pada masalah yang sifatnya traumatis pada anak. Orang tua harus dapat memotivasi anak agar lebih ekspresif menghadapi ketakutan dan kecemasannya.
Gangguan perilaku
Gangguan perilaku tertentu adalah normal terjadi pada anak-anak pada usia dini, tetapi jika masih tetap berlanjut hingga kemudian hari mungkin mengundang intervensi. Gangguan perilaku pada anak dapat ditunjukkan seperti suka melampiaskan amarah karena frustrasi atau kesal terhadap suatu hal.
Orang tua bisa mengontrol perilaku anak dengan menjauhkan anak dari hal-hal yang membuat anak bertindak demikian. Sementara perilaku anak yang mencuri atau berbohong mungkin umum pada tahap awal perkembangannya, pastikan kebiasaan tersebut tidak berlanjut.
Gangguan tidur
Masalah tidur termasuk jam tidur yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pada anak. Gangguan saat tidur pada tahap petumbuhan mungkin memiliki efek yang merugikan pada kemampuan kognitif anak. Orang tua harus mendorong anak untuk tidur pada waktu yang teratur setiap harinya.
Gangguan kecemasan
Kecemasan dan ketakutan normal terjadi pada anak dalam masa perkembangan, tetapi jika terus berlanjut dalam waktu yang lama, mungkin akan melumpuhkan kondisi sosial anak. Gangguan kecemasan dapat dikelola dengan cara mengobati kondisi kejiwaan anak seperti terapi keluarga. Dikutip dari berbagai sumber.