Cantik tapi bicara juga cadel bagaimana ya. Berbicara di depan umum bisa jadi dua kali lebih mendebarkan untuk mereka yang cadel. Tetapi tak jarang mereka lebih memilih mengunci bibir rapat-rapat.
RINI mengeluh. Besok pagi, gadis 25 tahun itu akan menjalani tes wawancara kerja. Bukan, bukan gara-gara grogi karena tes-tesnya. Dia hanya tak pede lantaran dirinya cadel. Ini bukan pertama kalinya Rini deg-degan karena tak percaya diri. Sebelum-sebelumnya, Rini memilih tak banyak bersuara karena kecadelannya.
Sewaktu dia duduk di bangku sekolah dasar bahkan lebih parah. Karena tak bisa mengucapkan huruf “R” dengan jelas, Rini kerap di-bully oleh teman-temannya. Hal itu juga dialami oleh Yanuar, seorang mahasiswa di Perbanas, Jakarta. Pria 18 tahun itu juga kerap diejek teman-temannya semasa di SD.
Namun, berbeda dengan Rini, Yanuar kesulitan mengucapkan huruf “S”. “Ya, namanya sering diejek, pasti kan jadi enggak pede,” ujarnya tersenyum. Yanuar sudah mencoba berbagai macam cara untuk mengucapkan huruf “S” dengan benar. Namun hasilnya tetap saja nihil. Akhirnya dia menyerah. Christina, perempuan berusia 19 tahun, bahkan sampai rela makan cabai pedas setiap hari. Konon, makanan pedas bisa menghilangkan cadel. “Tapi ternyata tetap saja cadel sampai sekarang,” ujarnya sedih.
Meski sudah sedikit “menerima” kondisinya, Christina kerap bertanya-tanya. Sebenarnya, kenapa dirinya bisa cadel sedangkan orang lain tidak? Dokter Meta Hanindita mengatakan cadel umumnya terjadi pada anak yang lidahnya belum berkembang secara sempurna. Tapi bisa juga cadel terjadi akibat frenulum linguae. “Jadi lapisan kulit yang menghubungkan dasar mulut dengan lidah memiliki panjang yang tidak sesuai. Nah, karena perbedaan panjang ini, lidah sulit bergetar sehingga terjadilah cadel,” ujar dr Meta.
Selain dua hal itu, ketidaknormalan pada beberapa bagian di dalam mulut, seperti bibir, rahang, dan langit-langit rongga mulut, dapat menyebabkan kecadelan. Bukan itu saja, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SpA, mengatakan beberapa gangguan, seperti palsi serebral, Down syndrome, Pierre Robin syndrome, Apert syndrome, autisme, dan psikologi, juga dapat menyebabkan kecadelan. Dengan begitu, gangguan artikulasi ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, tapi juga pada orang dewasa yang otot lidah dan bibirnya telah berkembang penuh. Menurut Prof Dr drg Melanie S. Djamil, MBiomed, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta, penyebab cadel pada orang dewasa ada dua: lidah yang pen-dek atau anatomi lidahnya yang terlalu kecil. “Penyebab cadel ternyata bukan hanya lidah pendek (tongue-tie), tetapi bisa juga anatomi lidahnya kecil,” tutur Prof Melanie.
Tongue-tie atau lidah pendek merupakan gangguan yang dialami karena tidak sejajarnya otot lidah dengan otot bibir atau mulut. Ini biasanya terjadi pada anak berusia 3-4 tahun. Jika ternyata tetap terjadi ketika dewasa, Prof Melanie mengatakan penyebabnya bisa saja memang lidah orang tersebut kecil. Sementara itu, dr Ahmad Yanuar, SpS, dari Rumah Sakit Husada, Jakarta, mengatakan, selain karena anatomi lidah yang kecil, cadel pada orang dewasa rentan terjadi pada pasien yang pernah mengalami stroke. Cadel terjadi akibat adanya gangguan saraf bicara yang muncul dari batang otak. “Ada gangguan saraf kranial atau saraf ke- 12 yang muncul dari batang otak. Biasanya, cadel di bagian saraf ke-12 disebabkan stroke atau penyakit lain, seperti tumor,” tutur dr Ahmad.
Orang cadel biasanya akan menyerah karena dianggap tak bisa diperbaiki. Namun sebenarnya ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan kecadelan. Jika masih anak-anak, pengucapan huruf “R” bisa dilatih dengan beberapa alternatif. “Bisa belajar lewat lagu, karena lagu melatih gerakan lidah dan titik artikulasi dengan baik,” kata pakar neurosains terapan dr Anne Gracia. Jika penyebab cadel adalah faktor psikologis atau autisme, cadel bisa disembuhkan dengan speech therapy atau terapi bicara. Namun hal ini membutuhkan kesabaran.
Sedangkan jika cadel disebabkan oleh gangguan anatomis, seperti tali lidah yang terlalu pendek, cara menyembuhkannya dengan operasi pembedahan. Gangguan anatomis perlu diperhitungkan sebagai penyebab cadel jika ketidakmampuan mengucapkan kata tertentu tidak hilang hingga usia di atas 4 tahun. Dokter akan memeriksa kondisi lidah hingga langit-langit rongga mulut. “Bila karena kelainan di langit-langit mulut atau bibir, akan dikoreksi dengan tindakan pembedahan,” kata dr Melisa. (dikutip dari berbagai sumber).